Perjalanan 10 Tahun Blogging dan Menulis
Sepuluh tahun menggeluti dunia menulis dan blogging, apa saja yang aku rasakan? Simak postingan pertama saya di 2018 setelah dua tahun nggak update apapun di sini lagi!
Sebenarnya aku nggak ingat blog pertama yang dibuat namanya apa. Jujur aja, aku tuh bikin blog berkali-kali sejak masih SMA. Saat itu, blogging merupakan sesuatu yang 'wah'. Nggak semua orang blogging dan punya blog seperti jaman sekarang. Apalagi untuk bisa akses internet harus ke warnet atau biaya pakai pulsa itu hitungannya per-kilobyte.
Mau sedikit nakal? Colokin kabel telepon rumah ke komputer!
"Kosong delapan kosong sembilan delapan sembilan empat kali (0809-8-9999), TelkomNet Instan!"
Masih ingat pas bokap-nyokap ngomel gara-gara tagihan telepon naik karena kami colokin kabel telepon untuk internetan. :')
Let's move to the main topic!
Seperti mencari rumah, aku berpindah-pindah membuat domain blog. Alasannya sih beragam, dari mulai karena lupa password dan jarang update content yang bagus sampai alasan yang terlalu picisan. Yup, karena terlalu banyak tulisan tentang seseorang yang begitu berarti di hidup kita. (Cuih!)
Kala itu, dunia blog nggak semewah seperti sekarang. Blog dijadikan medium untuk mencurahkan isi hati semata. Toh, nggak banyak yang baca ini. Gimana mau ada pengunjung kalau saat itu untuk akses internet merupakan hal yang 'precious'. Karena itu tadi, akses internet masih mahal dan kalau mau puas harus ke warnet dengan biaya 4000-6000/jam.
Saat itu orang-orang sibuk menggeluti friendster, kodein gebetan kalau 'visiting' halaman fs mereka dan menghias laman friendster dan skype SERAMAI dengan tulisan glitter yang norak parah!
Kalau ada yang nanya siapa orang yang berpengaruh dan memperkenalkan dunia blog ke aku, tanpa ragu aku akan menyebut nama Raditya Dika sebagai influencer di dunia blogging.
Dulu aku rajin banget buka blog dia karena kisah sehari-hari dia yang konyol parah. Raditya Dika yang membuat orang-orang percaya, bahwa bermodalkan blog, seseorang bisa terjun menjadi penulis dan merilis buku!
Dari sekian blog-blog lama aku, ada satu blog yang ke-absurd-nya masih terkenang sampai saat ini. Saking terkenangnya, saat aku buka blog lagi rasanya MALU PARAH!
I don't know how to explain this feeling, yang pasti shock gitu.
Nggak percaya? Silakan kunjungi blog ini. Blog itu juga ditulis ketika aku lagi gabut guna mengisi masa menjelang kelulusan SMA. Pokoknya abis UN gitu.
10 tahun yang lalu, di jaman belum ada cyberbullying dan semua orang nggak takut untuk melimpahkan curhatan dan pemikiran mereka, blog menjadi sarana yang tepat untuk mengungkapkan semuanya sekaligus memiliki teman baru sesama blogger.
Salah satu postingan di blog lama aku. Sumpah ya! Kenapa sih nggak ada yang bilang: "Ty, tulisan lo tuh aneh banget. Cerita lo aneh. LO ANEH!" |
Pusing ya baca screenshot di atas?
Aku juga sih. Hahaha. BERANTAKAN BANGET YA ALLAH NGGAK PEDULI PUEBI. Hiks.
Tapi kalau ada yang nanya menyesal atau nggak karena pernah menggila di sebuah blog, aku akan menjawab secara percaya diri kalau tidak menyesal sama sekali.
Blog menjadi pengganti buku diary yang bisa diakses kapanpun. Blog menjadi tempat untuk merangkum segala kejadian dan pemikiran kita di masa lalu sehingga ketika aku nulis ini, aku sadar kalau banyak hal yang sudah aku alami. Terkadang lucu juga melihat diri ini di masa lalu yang blak-blakan bercerita sekaligus mencurahkan isi hati.
Seolah masuk ke mesin waktu loh.
Semua kegilaan, kebahagiaan dan juga patah hati tertuang di sana. Tanpa ada rasa malu, tanpa ada keinginan untuk dipuji. Padahal gara-gara blog itu juga aku sempat kenalan dengan sesama blogger lalu kami pacaran hahaha.
Blog juga yang ngajarin aku untuk terus memperbaiki tulisan, memantau KBBI, pelajari PUEBI dan juga tesaurus.
Selesai membahas perjalan blogging selama 10 tahun, kali ini aku mau cerita kenapa 2 tahun kemarin tidak sempat update blog ini.
Kejujuran paling mendasar adalah...
Aku sibuk membuat tulisan fiksi. Aku sibuk berkenalan dengan penulis-penulis fiksi berupa karakter tunggal di sebuah media online yang bernama twitter.
Twitter yang dulu dikenal sebagai micro-blogging (Raditya Dika juga yang bikin aku mau cobain twitter), kini berubah menjadi media sosial yang menurut sebagai orang sudah jadul tapi tetap mampu menghasilkan informasi-informasi terkini. (Jangan diingat yang suka ribut di twitter apalagi bahas politik. Kita kesampingkan hal itu hehehe).
Menurutku twitter mengajarkan kita untuk gemar membaca dibandingkan membagi foto-foto aesthetic yang memperlihatkan, "INI HIDUP GUE LOH! KEREN, KAN?"
Ya... meski nggak semua orang pamer foto-foto bagus juga demi pansos (panjat sosial) di sana sih. Masih banyak juga yang berusaha menjadi inspiring people. Salut deh buat yang pakai medsos demi kebaikan banyak orang!
Intinya aku itu sibuk nulis fiksi. Sekarang juga sih masih on going dalam projek tulisan sederhana yang direncanakan bisa rampung akhir tahun ini kalau aku nggak lagi writerblock.
Aku rasa cukup pembahasan untuk postingan kali ini. Sampai jumpa di posting selanjutnya. Kapan-kapan aku akan membeberkan mengenai tulisan fiksi yang sudah aku tulis.
See, you! ;)
Kok "cuih" mbak, tadi katanya tidak menyesal? Btw keren mbak blog-nya.
BalasHapusHahaha 'cuih' yang dimaksud itu bukan dalam konteks negatif kok, itu cuma 'cuih!' sebagai bentuk ledekan ke diri sendiri karena dahulu di blog galau-galauan karena cinta lol
HapusThanks sudah mampir! :)
Saya dari Twitter mbak, yang tadi mbak balas twit pakai meme "pepet terus baaaaang.....". Sepertinya mbaknya ini belum menyadari itu hahaha. Oke mbak sama-sama. :)
Hapus